artikel Matematika
Jumat, 11 Januari 2013
Belajar dan Bermain Geomon Matematika
Alat peraga ini
berjudul “GEOMON Matematika”. Alat ini berbentuk persegi dengan ukuran 50cmx 50cm.
Alat ini terbuat dari papan triplek yang didesain menarik supaya siswa dalam
belajar bangun ruang seperti kubus, balok dan limas lebih senang. Alat ini
menggunakan bahan tambahan seperti seng dan magnet. Seng dan magnet berfungsi
ketika alat peraga ini digantungkan didinding. Dilihat dari depan, nampak
gambar seperti permainan monopoli khas dengan petak-petak, dadu, uang monopoli
dan pion-pion. Pada umumnya permainan monopoli hanya bisa dimainkan pada posisi
mendatar/ horisontal seperti halnya bermain catur. Namun, alat peraga ini didesain dengan dua posisi,
yaitu posisi horisontal ( ditaruh diatas meja/ lantai ) dan posisi vertikal (
bisa digantungkan didinding). Alat peraga ini dapat dimainkan 2- 5 orang dengan
salah satu pemain menjabat sebagai pejabat bank. Aturan permainanya tidak jauh
berbeda dengan permainan monopoli pada umumnya, tetapi ada beberapa peraturan
yang berbeda seperti sertifikat diganti dengan formula card, setiap melewati petak harus menjawab pertanyaan yang
telah disediakan, dan sebagainya. Lebih lengkapnya bisa dibaca di aturan
permainan. tunggu posting selanjutnya mengenai Geomon matematika.
Asyik Belajar Matematika dengan "Gasing"
Banyak cara yang bisa digunakan agar anak menyukai dan mudah mengerjakan soal Matematika. Anggapan Matematika sulit bisa jadi karena metode pembelajarannya yang membuat anak susah memahami pelajaran ini. Ada sebuah metode yang bisa membuat Matematika menjadi menyenangkan, namanya Metode Gasing, yang merupakan singkatan dari gampang, asyik, dan menyenangkan. Sesuai dengan namanya, metode ini menggunakan cara unik untuk memudahkan anak mengerjakan soal-soal Matematika.
"Matematika dengan Gasing sebenarnya sangat sederhana dan mudah, semua orang bisa, semua orang tahu," kata tokoh Sains dan Matematika, Yohannes Surya, Jumat (1/7/2011) di Jakarta. Secara gamblang ia menjelaskan bagaimana Gasing dapat membuat seorang anak mampu memahami soal-soal Matematika dengan cara mencongak (menghitung di luar kepala). Selain itu, metode ini mengajak anak-anak untuk terbiasa dengan cara menghitung yang terbalik. Misalnya, untuk penjumlahan dua digit, dimulai dari satuan terbesarnya.
"Misalnya 37 ditambah 26, kita menjumlahkan dulu angka 3 dengan angka 2 dan ditambah satu, berarti 6. Baru kemudian menjumlahkan 7 dengan 6, yaitu 13. Tapi tulis saja 3, karena angka 1 sudah ditulis di depan. 37 ditambah 26 itu hasilnya 63. Lebih cepat," jelasnya.
"Anak akan terbiasa mengerjakan soal Matematika dengan cara mencongak. Jadi, semua soal Matematika bisa dikerjakan di luar kepala, artinya tidak menulis dan menghitung jari," ujar pria yang juga pendiri Surya Institute ini.
Anak yang ingin menggunakan metode ini harus memenuhi syarat kunci terlebih dahulu. Syaratnya, menguasai penjumlahan 1 sampai 20. "Misalnya 9 ditambah 7, harus langsung cepat menjawab 16. Selain itu, tentunya juga menguasai perkalian 1 sampai 10. Setelah itu baru bisa ngebut mengerjakan soal-soal yang lain. Dua digit, tiga digit, atau berapa pun tidak dikerjakan dengan menyusun ke bawah (ditulis). Semua harus dilakukan di luar kepala," ujarnya.
Phobia terhadap matematika
Kenapa matematika jadi pelajaran yang paling ditakuti anak sekolah? Rasa takut atau phobia matematika (mathematics anxiety) sebenarnya
cukup umum terjadi. Melihat gejalanya, phobia matematika sebenarnya
sangat mirip dengan demam panggung (stagefright). Mengapa seseorang
menderita stagefright? Takut ada yang tidak beres di depan orang banyak? Takut dinilai buruk? Takut akan benar-benar
kosong? kecemasan terhadap matematika memunculkan rasa takut dari beberapa tipe. Rasa
takut yang satu tidak akan dapat mengerjakan matematika atau rasa takut
lain yang terlalu keras atau ketakutan akan kegagalan sering berasal
kurang percaya diri. Ahli Matematika ITB Iwan Pranoto menyebutkan bahwa,
masalah fobia matematika kerap dianggap sangat krusial dibandingkan
bidang studi lainnya karena sejak SD bahkan TK, siswa sudah diajarkan
matematika. Kalau fisika, baru diajarkan di tingkat SMP. Karena itu,
fobia fisika menjadi tidak begitu krusial dibandingkan matematika.
Apalagi Kimia yang baru diajarkan ketika tingkat SMA.
Selain itu ketakutan yang sebenarnya
dari pelajaran matematika adalah anak takut jika jawaban yang
didapatkannya salah, karena jawaban yang salah berarti kegagalan
sehingga anak dituntut untuk selalu bisa memberikan jawaban yang benar.
Padahal jawaban yang salah bukanlah suatu kegagalan, tapi justru bisa
membuat anak lebih memahami konsep matematika dan menganalisis pikirannya.
Guru yang mengajar pun sebaiknya tidak
langsung memarahi sang anak jika jawaban yang diberikan salah, karena
tidak semua anak punya motivasi yang tinggi setelah dimarahi. Beberapa
anak justru akan semakin takut dan membenci pelajaran tersebut. Jika
anak terlalu takut dengan matematika bisa memicunya memiliki gangguan
matematika (mathematics disorder) yaitu kondisi dimana anak
memiliki kemampuan matematika rendah atau di bawah kemampuan normal anak
berdasarkan usia dan tingkat pendidikannya.
Lalu, dari manakah rasa takut matematika ini berasal?
Menurut Russel Deb (about.com)
menyebutkan bahwa biasanya rasa takut ini berasal dari pengalaman yang
tidak menyenangkan dalam pelajaran matematika. Fobia matematika juga
dapat disebabkan oleh rendahnya kualitas pembelajaran matematika dan
kurangnya latihan soal-soal matematika.
Sebagaimana kita ketahui bersama, siswa
kerap kali memiliki ketergantungan yang luar biasa terhadap prosedur
matematika sebagai suatu cara untuk memahami matematika. Padahal ketika
seseorang mencoba menghafal prosedur, aturan dan langkah-langkah
penyelesaian soal tanpa memahami banyak hal, matematika sendiri akan
cepat dilupakan dan timbul keraguan.
Pikirkan matematika sebagai menghafal semua prosedur – bagaimana jika Anda
lupa beberapa? Oleh karena itu, dengan jenis strategi memori yang baik
akan membantu, tapi, bagaimana jika Anda tidak ‘memiliki ingatan yang
baik. Memahami matematika sangat penting. Setelah siswa menyadari bahwa
mereka dapat melakukan matematika, gagasan seluruh kecemasan matematika
dapat diatasi. Guru dan orang tua memiliki peran penting untuk
menjamin siswa memahami matematika yang disajikan kepada mereka.
Cara mengatasi rasa takut terhadap matematika seseorang harus membentuk enam sikap diri sebagai pembelajar;
1. Sikap positif akan membantu. Namun,
sikap positif datang dengan pembelajaran yang berkualitas untuk memahami
yang sering tidak terjadi pada pembelajaran matematika dengan
pendekatan tradisional
2. Ajukan pertanyaan, menentukan untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematika. Jangan puas dengan sesuatu
yang kurang selama pembelajaran. Mintalah ilustrasi yang jelas dan atau
demonstrasi atau simulasi.
3. Praktek atau latihan soal secara teratur, terutama bila Anda sedang mengalami kesulitan pada konsep tertentu.
4. Ketika Anda benar-benar tidak dapat
memahami matematika sama sekali, sewalah seorang tutor atau belajar
kelompok dengan orang-orang yangbenar-benar memahami matematika.
Yakinlah bahwa Anda dapat menyelesaikan soal matematika sesulit apapun,
hanya terkadang soal itu mengambil pendekatan yang berbeda bagi Anda
untuk memahami beberapa konsep.
5. Jangan hanya membaca catatan-catatan
Anda untuk memahami konsep matematika. Memahami konsep matematika
membutuhkan latihan rutin dan pastikan Anda dapat jujur menyatakan
bahwa Anda memahami apa yang Anda lakukan.
6. Jadilah gigih dan tidak lebih
menekankan kenyataan bahwa kita semua membuat kesalahan. Ingat, beberapa
pembelajaran yang paling kuat berasal dari membuat kesalahan.
Setelah pembentukan sikap diri ini,
tinggal peran guru untuk menjadikan matematika menjadi menarik. Disini
perlu adanya faktor kreativitas guru. Kreativitas guru dalam
menyampaikan materi atau kreativitas dalam hal menyajikan materi
matematika pada murid-muridnya. Pada gilirannya kreatifitas guru dalam
mengajar inilah yang menumbuhkan minat dan semangat belajar para siswa.
Satu hal lagi yang tidak kalah penting
dan harus difahami oleh siapapun yang ingin menguasai konsep matematika.
Ingatlah bahwa matematika adalah ilmu abstrak, karena memang begitu
adanya. Hampir bisa dipastikan bahwa konsep-konsep matematika adalah
konsep yang abstrak. Akan tetapi, perlu pula diingat bahwa dalam
tahapan-tahapan tertentu, setiap manusia juga mampu memahami sesuatu
yang abstrak, walau pun tentunya sesuai dengan tingkat kecerdasannya
masing-masing. Ada yang begitu cepat menangkap, tetapi ada pula yang
sangat lamban menangkapnya.
Sementara untuk alasan
kedua, adalah faktor guru pengajar. Mungkin saja, gurunya kurang pintar,
tidak berwibawa, kurang wawasan, tidak menyenangkan, sifatnya buruk,
atau hal-hal buruk lainnya. Menanggapi hal itu, ingatlah, “Guru juga
manusia!” Seandainya tidak puas dengan guru di dalam kelas, bertanyalah
kepada guru lain di luar kelas atau di luar sekolah kita. Kemanapun
kita pergi, kita masuk, kita lakukan, butuh matematika.
Jangan pernah menyerah, untuk mengurangi rasa
takut yang yang berlebihan ( phobia ) terhadap Matematika.
Jumat, 04 Januari 2013
soal- soal logika matematika
Berikut ini adalah soal – soal
logika matematika yang saya ambil dari soal Ujian Nasional tahun 2000 s.d. 2007
1. Kontraposisi dari pernyataan
majemuk p → ( p V ~q ) adalah ….
- ( p V ~q ) → ~p
- (~p Λ q ) → ~p
- ( p V ~q ) → p
- (~p V q ) → ~p
- ( p Λ ~q ) → ~p
Soal Ujian Nasional
tahun 2001
2. Invers dari pernyataan p → ( p Λ q )
a. (~p Λ ~q ) → ~p
b. (~p V ~q ) → ~p
c. ~p → (~p Λ ~q )
d. ~p → (~p Λ q )
e. ~p → (~p V ~q )
Soal Ujian Nasional
tahun 2005
Materi pokok :
Penarikan Kesimpulan
3. Diketahui pernyataan :
I.
Jika
hari panas, maka Ani memakai topi
II.
Ani
tidak memakai topi atau ia memakai payung
III.
Ani
tidak memakai payung
Kesimpulan yang sah
adalah ….
a. Hari panas
b. Hari tidak panas
c. Ani memakai topi
d. Hari panas dan Ani
memakai topi
e. Hari tidak panas dan Ani memakai topi
Soal Ujian Nasional
tahun 2007
4. Penarikan kesimpulan yang sah
dari argumentasi berikut :
Jika Siti sakit
maka dia pergi ke dokter
Jika Siti pergi ke
dokter maka dia diberi obat.
adalah ….
a. Siti tidak sakit atau diberi
obat
b. Siti sakit atau diberi obat
c. Siti tidak sakit atau tidak
diberi obat
d. Siti sakit dan diberi obat
e. Siti tidak sakit dan tidak
diberi obat
Soal Ujian Nasional
tahun 2006 kurikulum 2004
5. Diketahui premis berikut :
I.
Jika
Budi rajin belajar maka ia menjadi pandai.
II.
Jika
Budi menjadi pandai maka ia lulus ujian.
III.
Budi
tidak lulus ujian.
Kesimpulan yang sah
adalah ….
a. Budi menjadi pandai
b. Budi rajin belajar
c. Budi lulus ujian
d. Budi tidak pandai
e. Budi tidak rajin belajar
Soal Ujian Nasional
tahun 2005 kurikulum 2004
6. Diketahui argumentasi :
I. p → q
~p
----------
\ ~q
II.
p → q
~q V
r
----------
\ p → r
III.
p → q
p → r
----------
\ q → r
Argumentasi yang
sah adalah ….
a. I saja
b. II saja
c. III saja
d. I dan II saja
e. II dan III saja
Soal Ujian Nasional
tahun 2005
7. Penarikan kesimpulan yang sah
dari argumen tasi berikut :
~p → q
q → r
----------
\ …
a. p Λ r
b. ~p V r
c. p Λ ~r
d. ~p Λ r
e. p V r
Soal Ujian Nasional
tahun 2004
8. Ditentukan premis – premis :
I.
Jika
Badu rajin bekerja maka ia disayang ibu.
II.
Jika
Badu disayang ibu maka ia disayang nenek
III.
Badu
tidak disayang nenek
Kesimulan yang sah
dari ketiga premis diatas adalah ….
a. Badu rajin bekerja tetapi tidak
disayang ibu
b. Badu rajin bekerja
c. Badu disayang ibu
d. Badu disayang nenek
e. Badu tidak rajin bekerja
Soal Ujian Nasional
tahun 2003
9. Penarikan kesimpulan dengan
menggunakan modus tolens didasarkan atas suatu pernyataan majemuk yang selalu
berbentuk tautologi untuk setiap kasus. Pernyataan yang dimaksud adalah ….
a. ( p → q ) Λ p → q
b. ( p → q ) Λ ~q → ~p
c. ( p → q ) Λ p → ( p Λ q )
d. ( p → q ) Λ ( q → r ) → ( p → r )
e. ( p → q ) Λ ( p → r ) → ~ ( q → r )
Soal Ujian Nasional
tahun 2002
10. Kesimpulan dari premis berikut
merupakan ….
p → ~q
q V r
----------
\ p → r
a. konvers
b. kontra posisi
c. modus ponens
d. modus tollens
e. silogisme
Soal Ujian Nasional
tahun 2001
Kunci jawaban
dapat dilihat di http://matematika-sma.blogspot.com
Soal Tes Tertulis sederhana materi Logika
1. Tentukan kalimat-kalimat berikut
yang merupakan kalimat berarti !
a.
Hari ini hujan deras.
b.
Kursi panas TV menyala.
c.
Tanah api hijau melingkar dan apa ?
d.
Siapakah namamu ?
2.
Tentukan kalimat-kalimat di bawah ini merupakan kalimat terbuka atau
tertutup ?
a.
8 + 2 = 10
b.
Besuk pagi hujan deras.
c.
2x + 17 = 201
d.
Jumlah dan besar sudut pada sebuah persegi panjang
adalah 180°.
e.
Kerjakan soal-soal di bawah ini !
3.
Manakah kalimat-kalimat di bawah ini yang merupakan
pernyataan, tentukan benar atau salah !
a.
Sepuluh adalah bilangan genap.
b.
Gajah adalah binatang berkaki dua.
c.
Tahun 2001 siswa-siswa bebas membayar SPP.
d.
Kucing hewan pemakan rumput.
e.
Siapa diantara kalian yang tahu rumahnya Pak Budi ?
f.
Semoga kita selamat.
g.
Mudah-mudahan Bu Wiro cepat sembuh.
Kunci Jawaban
1. a.
Berarti b. Tidak berarti c. Tidak berarti d. Berarti
2. a. Tertutup b. Terbuka c. Terbuka d.
Tertutup
e. Tidak terbuka tidak tertutup ( kalimat perintah )
3. a. Pernyataan benar b. Pernyataan salah c. Pernyataan salah
d. Pernyataan salah e.
Bukan pernyataan f. Bukan pernyataan
g. Bukan pernyataan
Langganan:
Postingan (Atom)